TIME MANAGEMENT

               

Time management is the process of organizing and planning how to devide your time between specific activities. Good time management enables you to work smarter not harder, so that you get more done in less time, even when time is tight and preassures are high. Failing to manage your time damages your effectiveness and causes stress. It seems that there is never enough time in the day. But, since we all get the same 24 hours, why is it that some people achieve so much more with their time than others? The answer lies in good time management.

Manajemen waktu merupakan salah satu poin penting dalam hidup. Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat dan juga kesibukan kerja yang tiada habisnya mengharuskan kita untuk bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dengan cara manage waktu. Sebagai ilustrasi saya mengambil dari pengalaman saya dan juga teman-teman seperjuangan saya yang telah memberanikan diri untuk melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya yaitu kuliah. Kelas yang saya ambil yaitu kelas non reguler. Pada awalnya memang sulit dijalankan karena lebih banyak waktu yang dihabiskan di tempat kerja. Waktu operasional kerja yaitu hari Senin-Jumat dan kuliah pada hari Sabtu dan Minggu terkadang ada beberapa mata kuliah yang dijadwalkan di hari Jumat tepatnya sore – malam. Jam kerja sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan, jika jam kerja di sebuah perusahaan dibuat sebanyak 3 shift dengan masing-masing maksimal 8 jam per hari (termasuk jam istirahat), maka jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih dari 40 jam per minggu. Jadi, waktu kerja per minggu yang wajibnya saja sudah 40 jam belum lagi jika ditambah dengan lembur/overtime, maka jam kerja setiap minggunya lebih dari 50 jam. Kondisi tersebut mengakibatkan saya malas untuk belajar setelah pulang kerja. Akan tetapi, itu tidak bisa dijadikan alasan untuk malas belajar dan menimba ilmu, selain merupakan suatu kewajiban, hal tersebut juga merupakan pertanggungjawaban dari keputusan yang telah saya ambil, meskipun secara sadar dan atau tanpa disadari telah keluar ribuan keluhan dari mulut ini. Cara untuk dapat mengatasi hal tersebut salah satunya adalah membuat manajemen waktu. 

1 hari yang jika diuraikan menjadi 24 jam yang berarti 1.440 menit dan 86.400 dalam satuan detik mengharuskan saya membuat suatu perencanaan yang matang mengenai apa saja yang akan saya lakukan pada jam tersebut. Misal, pada pukul 04.00 WIB kita bangun dan menjalankan ibadah shalat subuh ditambah dengan mengaji yang dialokasikan sekitar 1 jam dengan perkiraan akan selesai pada pukul 05.00 WIB. Setelahnya kita membersihkan tempat tidur dan ruangan lainnya dengan alokasi waktu sekitar 20 menit. Kemudian mandi juga sarapan dengan estimasi waktu sekitar 1 jam. Pada pukul 06.20 WIB digunakan untuk membuka gadget/handphone sekilas untuk menonton berita pada hari itu agar tidak ketinggalan info dan mengetahui kondisi di lingkkungan sekitar. Tepat pada pukul 07.00 WIB berangkat ke tempat kerja dan selesai pukul 15.30 WIB (jika tidak ada jam lembur) lain halnya dengan lembur kerja maka bisa sampai pulang kerja pukul 19.30 WIB. Selepas pulang kerja dipakai untuk isirahat sekitar 1-1,5 jam untuk mengembalikan lagi stamina yang telah terbuang dipakai untuk kerja. Biasanya tidak langsung dipakai untuk tidur, ada jeda waktu 1 jam untuk membaca materi mata kuliah tertentu yang akan dipelajari di minggu berikutnya dan jika ada tugas maka dilanjutkan untuk mengerjakan tugas. Tidur sekitar pukul 22.00 WIB. Rutinitas yang terkadang membosankan dan terkadang waktu yang telah dijadwalkan bisa tidak sesuai dengan apa yang telah dijadwalkan karena ketidak konsistenan saya terhadap planning atau rencana yang telah dibuat sebelumnya. Meskipun demikian, waktu yang telah saya manage tidaklah menjadi sia-sia, karena ketika saya melanggar dari apa yang saya rencanakan biasanya ada sebuah penyesalan tersendiri. Beda halnya ketika saya tidak melakukan sesuatu yang memang tidak saya rencanakan sebelumnya ya tentunya akan menjadi suatu hal yang biasa saja. Kesimpulan dari kasus tersebut tidak semua planning yang saya buat dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi, saya harus tetap merencanakan segala sesuatunya dengan matang terlepas bisa atau tidaknya dan tercapai atau tidaknya apa yang kita rencanakan. Hal tersebut dilakukan untuk mendisiplinkan saya terhadap waktu yang saya punya supaya dapat digunakan dengan berbagai aktivitas yang baik lagi bermanfaat dan mendatangkan hal-hal positif dikemudian hari atau bisa disebut dengan kehidupan selanjutnya.

 Kenapa manajemen waktu itu penting? mungkin diantara kalian ada yang bertanya-tanya apa pentingnya mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali orang-orang di luar sana berkoar tentang pentingnya mengatur waktu. Baiklah akan coba saya jawab, tetapi sebelum saya jawab, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda. Menurut Anda apa pentingnya hidup beragama? Apa pentingnya hukum? Dan apa pula pentingnya norma? Jawabannya sudah tentu pasti beragam karena tiap orang mempunyai persepsi dan pemahaman yang berbeda. Kenapa saya mengaitkan dengan ketiga hal tersebut? Karena agama berperan sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama. Artinya, agama tidak hanya memberikan nilai-nilai yang bersifat moralitas, tetapi sebagai fondasi keyakinan bagi setiap pemeluknya dan hidup akan lebih terarah jika kita beragama pun demikian dengan hukum, manusia dituntut untuk mematuhi setiap peraturan yang diberlakukan dan khususnya selalu menjunjung tinggi norma dalam kehidupan baik itu norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum yang bertujuan untuk menciptakan kehidupan di masyarakat yang aman dan tertib, mencegah terjadinya benturan kepentingan di masyarakat dan memberi petunjuk atau pedoman bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Bagaimana dengan manajemen waktu? Dibagian manakah yang penting? manajemen waktu dikatakan sangat penting karena berkaitan dengan target yang kita rencanakan setiap harinya. Berbicara tentang waktu, setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam. Tidak ada porsi yang kurang ataupun lebih. Lain hal nya saat kita dihadapkan dengan pertanyaan “bisa selesaikan tugas ini sebentar, apakah ada waktu?” dan jawabannya pasti bervariasi. Ada yang menjawab “bisa”, “sedang sibuk”, atau bahkan “tidak ada waktu”. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut karena setiap orang bebas memilih bagaimana mereka menghabiskan waktu setiap harinya. Yang akan saya tekankan adalah “keseringan dalam hidup kita berada dalam posisi dimana waktu terbuang tanpa perencanaan”. Mungkin masih banyak dari kita yang belum sepenuhnya paham akan konsep manajemen waktu yang baik. Jika kita bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya yang dilandasi dengan perancanaan maka kemungkinan besar hidup kita akan lebih produktif dan tentunya kita akan sangat sulit untuk memberi jawaban “tidak ada waktu”.

“what I have to do for today?” Kalimat ini menegaskan bahwa seseorang yang benar-benar dapat mengimplementasikan manajeman waktu dalam kehidupannya maka ia akan memikirkan tentang hal apa saja yang akan ia kerjakan di hari itu bahkan untuk keesokan harinya ia sudah memikirkannya dengan matang pada malam harinya dengan target yang jelas kemana dan untuk apa ia akan menghabiskan waktunya sesuai dengan daftar yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Lain hal nya dengan seseorang yang tidak merencanakan harinya, sama hal nya ia tidak mempunyai manajemen waktu yang baik. Akibantnya selama 24 jam waktunya terbuang untuk sesuatu yang kurang atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali. Ini yang menjadikan seseorang untuk terus menunda pekerjaan disebabkan oleh tidak adanya capaian target dalam setiap harinya.

Perbedaan besar budaya barat dan timur salah satunya yaitu bagi kebanyakan orang barat setiap pekerjaan harus memiliki jadwal yang jelas agar bisa ditargetkan. Sedangkan bagi kita yang berada di timur, janji bisa meleset sampai dua jam bahkan satu hari dan tak jadi masalah. Budaya barat beranggapan bahwa janji adalah waktu dan jika bergeser tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan maka akan menimbulkan masalah. Orang barat rata-rata menjadwalkan kegiatan dari jauh-jauh hari karena mereka mengatur waktu sedemikian rupa. Berbeda dengan budaya timur, kebanyakan orang yang hidup di sini beranggapan bahwa janji bisa dibuat kapan saja dan bisa dibatalkan kapan saja tanpa ada konsistensi. Dan lucunya rubber time (jam karet) tidak dikenal oleh budaya barat. Kalau kita? Jangankan ditagih deadline tugas/pekerjaan, ketika ada appointment untuk pertemuan saja selalu memakai kata on the way (OTW) yang artinya sedang dalam perjalanan malah berganti representatif nya menjadi baru berangkat. Memang tidak semua, tetapi mayoritas memang seperti itu. Skill manajemen waktu sangatlah berharga dalam kehidupan. Jika tidak dilatih, maka hari kita akan terbuang sia-sia dan akan ada banyak kegiatan yang tertunda. Alasannya tidak lain adalah ketidakmampuan dalam menggunakan waktu. Manajemen waktu berlaku dalam segala aspek kehidupan seperti kapan harus bekerja, kapan harus belajar, kapan harus bermain dan lainnya.

Perencanaan yang dibuat bukan untuk dilihat saja, melainkan harus diaplikasikan karena bagaimanapun planning without action merupakan suatu hal yang sia-sia. Manajemen waktu mengajarkan kita untuk bisa menjadi seseorang yang bisa disiplin terhadap waktu, karena dalam hidup kita yang memang tidak bisa kita putar kembali adalah waktu. Maka dari itu, semoga kita bisa menggunakkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Hasil dari manajemen waktu saya dari tahun 2016-2020, Alhamdulillah banyak, meskipun memang dalam pelaksanaannya terkadang tidak sesuai dengan apa yang saya rencanakan sebelumnya. Akan tetapi, hal yang memang harus benar-benar saya syukuri salah satunya yaitu saya dapat bekerja dengan jam kerja shift dan bisa menuntaskan pendidikan strata satu saya tepat waktu dan Alhamdulillah dengan menyandang predikat pujian. Meskipun pada tahun 2020 awal saya memutuskan untuk berhenti dari PT tempat saya mencari rezeki karena harus magang 3 di salah satu sekolah dasar. Hal tersebut sebetulnya melenceng dari apa yang saya rencanakan sebelumnya yang memang niat resign kerja pada bulan Desember 2020, qadarullah saya harus dihadapkan pada pilihan yang sulit, yang pada akhirnya saya memilih untuk magang 3 dan resign kerja pada pertengahan bulan Januari 2020.

Tahun 2020 adalah tahun yang paling istimewa dimana seluruh dunia dihadapkan dengan permasalahan kesehatan yang ditandai dengan munculnya wabah covid-19 yang sukses mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, baik itu bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lainnya. Akan tetapi, saya bangga kepada kalian semua yang masih bisa survive dan terus bekerja keras dalam mencapai semua mimpi atau cita-cita kalian meskipun dunia sedang mengalami krisis kesehatan.

Berikut ini merupakan foto saya juga teman-teman seperjuangan saya yang telah berhasil melewati masa-masa kritis dalam pengerjaan skripsi di masa pandemic covid-19 ini. Dan Alhamdulliah kita lulus dengan hasil yang baik dan wisuda kita berbeda dengan wisuda yang biasanya yang benar-benar diidamkan oleh setiap mahasiswa pada umumnya. Akan tetapi, kita bersyukur karena Allah masih memberikan nikmat sehat dan nikmat lainnya kepada kita. Harapan kedepannya semoga kita bisa lebih berusaha lagi dalam memanage waktu dan tentunya bisa mengamalkan ilmu yang kita dapat serta terus belajar untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.




Untuk kalian teman-temanku yang masih berjuang dalam tugas akhirnya, saya selalu mendoakan agar kalian dapat segera menyelesaikannya dengan sebaik mungkin dan optimal. Saya bangga kepada kalian karena kalian masih bisa mempertahankan perkerjaan kalian sebelum kalian benar-benar terjun ke dalam dunia pendidikan seperti apa yang kalian idam-idamkan selama ini. Banyak hal yang dapat saya petik dari perjalanan kita semua.



Bismillah, semoga kita semua menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia yang lainnya. Jika kita belum bisa mengamalkan ilmu yang sudah kita dapatkan dari tempat kerja atau pun dari kampus kepada orang lain/masyarakat luas, kita bisa mengamalkan kepada orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, teman dan tetangga di sekitar tempat tinggal kita.


Salam,

Dera Sulastri



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

A New Seasons, A New Struggle (Being a teacher is not easy)

Hakikat Tentang Melupakan

KACAMATA KEHIDUPAN