Ku Titipkan Dia Pada-Mu

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada apa dengan hatiku? Terlalu dini ku harus memikirkannya. Hanya ku anggap debu yang terbawa angin dan mampir sekejap saja, segera ku menyekanya dengan sapu tangan dalam angan. Aku hanya ingin menetralisir rasa agar steril dari semua yang ku anggap tak penting untuk sekadar hinggap. Lain waktu, malah kembali datang.

Angin memang tak pandang harus membawa apa dan mampir di mana. Angin memang pemurah dan memberi tumpangan pada siapa saja dan pada apa saja. kali ini, mampir lagi dan ku hanya suka sedikit saja, ku katakana pada diriku, nanti akan ku basuh biar lebih cemerlang. Aku pun tersenyum dan mengalihkan pikiran. Kali ini, aku tak kuasa, yang diserangnya adalah organ yang berkaitan dengan seluruh rasa, menyerang otak dan pikiran. Tentunya di mana lagi kalau bukan tempat penuh humus untuk bercocok tanam dan menyemai rasa, yaitu HATI. Aku tak kuasa, terlalu berat.

Bibirku berucap istighfar terus melawan pikiran ysng sedari tadi selalu terbayang rasa. Hmmmm, kali ini aku mendesah, lemah namun pasti. Ya Rab, apa yang mendera? Sempat terpikir bahwa aku harus mengakuinya, toh tak akan ada yang terdzolimi dengan apa yang ku rasa, karena semua manusia di dunia pasti pernah merasakannya. Aku tak harus berohong untuk sesuatu yang wajar bagi logika. Ya, logika kita sebagai manusia. Aku harus berani mengakuinya, rasa itu ada karena satu kata penuh makna, yaitu CINTA. Lega rasanya, sudah ku teriakan dalam hati. Walau dia tak mendengarnya. Hehe.

Baiklah, kali ini aku berdamai dengan rasa. Ya Allah, Engkau tak hanya memberikan rasa sedih dan senang pada setiap hamba, namun Kau berikan juga semua rasa. Pelangi itu terlalu indah untuk dihapuskan. Namun, takkan indah jika terlukis paksa tanpa ridha dari-Mu. Allah, dia yang Kau cipta, dalam pandanganku biasa saja, apa adanya. dua hal yang ku suka bagus agamanya dan juga budi pekertinya. Karena bagiku, bukan paras (ketampanan) yang terpenting, bukan pula harta yang membuatku tertarik, melainkan keteguhan imannya yang membuatku tertarik. Tapi, ada tapinya Ya Rabb, apakah demikian dalam pandangan-Mu?

Aku tak mau menerka-nerka, berspekulasi antah berantah dalam bayang semu. Biarlah waktu yang akan menentukan arahnya dan memberi jawab sesuai kehendak Yang Kuasa. Ya Allah, Kau tahu sejauh mana bentuk ikhtiarku, namun aku tak berani memastikan sejauh mana dia berikhtiar, karena itu semua rahasia. Ya Allah, aku tak berani melangkah tanpa kehendak-Mu, memelihara rasa tanpa seizin-Mu, maka biar ku simpan sejenak atau selamanya sebelum datangnya Ridha dari-Mu. Ya Allah, Kau berkuasa atas segala rasa, maka satu yang ku pinta, titip rindu dan cintaku untuk dia yang akan kau pilih untuk mendampingiku kelak baik itu di dunia ataupun di syurga-Mu.

 

kisah lama yang baru dituangkan untuk pengingat bahwa ketetapan-Nya selalu lebih Indah daripada kehendak sendiri. 


-Dera Sulastri-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A New Seasons, A New Struggle (Being a teacher is not easy)

Hakikat Tentang Melupakan

KACAMATA KEHIDUPAN