Hakikat Tentang Melupakan
Hakikat tentang melupakan, barangkali seseorang dari kita ingin melupakan apa yang mengganjal di isi kepala karena sesekali membuat kepala sakit jika dipakai untuk mengingat dan lebih parahnya masuk lalu menusuk ke dalam organ yang penuh humus tempat menyemai rasa yang biasa kita sebut dengan “HATI”. Sesekali air mata jatuh dari kisah yang saat ini ingin kita lupakan. Namun, ada sebuah pertanyaan yang menarik. Apakah dengan melupakan membuat semua menjadi lebih baik? Tentu saja jawabannya tidak demikian, bukankah proses melupakan hanya akan menjadikan diri kita sebagai pribadi yang begitu menyedihkan? Jika kamu ingin bertanya balik tentangku, apakah kamu sekarang sudah benar-benar melupakan? Tentu saja aku tidak bisa melupakan, ah bakan aku tidak ingin sekali untuk melupakan hal-hal yang pernah terjadi dalam hidup, baik itu tentang perjumpaan dengan seseorang pun demikian dengan perpisahan, karena apa pun yang menghampiri hidup kita akan menjadi sebuah cerita dan pelajaran yang bisa kita petik dalam menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Dari kejadian-kejadian pahit itu, kini aku bisa lebih menghargai orang-orang yang ada di sekelilingku. Aku menjadi lebih tau dari mana asalanya bahagia dan dari mana asalnya sedih. Ternyata, semua bermuara dari diri sendiri. What you think, you become. Maka, jika kamu ingin melupakan siapapun sejatinya kamu takkan pernah bisa melupakan dan takkan pernah berhasil melupakan, yang terjadi hanyalah kesia-siaan menghabiskan waktumu yang dipakai untuk memikirkan berbagai cara tentang proses melupakan dan lebih parahnya hal tersebut akan membuat dirimu lebih sakit, karena sejatinya kamu sedang mereka ulang kembali rentetan peristiwa yang pernah ada. Daripada sibuk memikirkan ramuan-ramuan ampuh untuk melupakan, lebih baik kamu pakai waktumu untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Jadikanlah apa yang terjadi dalam hidupmu baik itu hal yang baik atau pun buruk sebagai suatu bumbu dari kehidupan. Dunia tidak akan menjadi lebih baik bila kamu dalam keterpurukan. Anggap saja semua yang lalu seperti sebuah mata kuliah praktik yang tidak pernah kita dapatkan di ruang kelas.
Untukmu, jangan biarkan duniamu redup, pelangimu tidak berwarna, jangan biarkan pula binar matamu yang mereka kenal menjadi redup tanpa sisa pancarannya. Jangan biarkan murung menyelimuti dan menghalangi senyum indahmu. Pastikan pikiran kita tetap waras untuk memilih mana yang harus dikorbankan mana yang semestinya dibiarkan berlalu. Karena sejatinya hidup akan indah untuk selalu disyukuri dan dinikmati bukan hanya untuk diratapi. Banyak diantara kita yang selalu bertanya-tanya tentang seseorang yang telah jauh pergi dari kehidupan kita. Seharusnya jangan kalian tanyakan lagi, karena orang tersebut memang sudah tidak sudi membersamai baik itu dengan dan atau tanpa alasan apapun. Maka dari itu, jangan mengingat kembali luka lama. Mulailah melangkah sedikit demi sedikit dengan kehidupan yang baru, chapter yang baru, a new journey, jangan larut sampai ratusan bahkan ribuan episode yang kisah ratapannya tidak kelar-kelar layaknya sinetron yang punya rating tontonan tinggi, saking tinggi nya rating, ceritanya kagak kelar-kelar, ditambahkan pula jam tayang dengan alur cerita yang semakin hari bertambah rumit. Jadi, jangan sampai terjadi di kehidupan nyata, cukup berlaku untuk sinetron saja.
-Dera Sulastri-
Komentar
Posting Komentar